Hari ini, gw merasakan lagi "getaran" itu. Getaran yang bikin aer mata pengen keluar dengan nistanya. I hate that :| Gw dihadapkan pada sebuah situasi dimana harus menerima situasi itu dengan senang hati padahal gw gak mau berada di situasi itu sama sekali. Gw gak mau posisi itu, dan bekerja bersama dengan orang itu. Bukan apa-apa, bukan gw gak simpatik, sama sekali enggak. Gw cuman ngebayangin akan sangat setress saat di posisi itu. Ya Allah, haruskah? Haruskah berhenti melangkah? (halah, kek kata-kata mutiara jaman SD dulu buatan Harvest:|)
Saking enggak maunya, gw langsung berpikir untuk resign. Dan, bos gw "ngambek" dan langsung menasehati gw panjang lebar. Dia ngomong tentang ujian. Tentang antara "kemampuan" dan "kemauan". Tentang, bahwa, gw musti begini dan begitu. Kita ngobrol pada akhirnya. Dan aer mata gw semakin mendesak. Gak ada pilihankah? Pak, kondisi psikis saya masih jelek. Depresi saya baru aja menguap sedikit-sedikit, saya gak mau stress Pak, saya takut bunuh diri. *lebai itu sama sekali bukan ibadah*
Entahlah, banyak orang yang beban hidupnya lebih besar dari gw pastinya. So, kenapa gw musti merasa paling mendiang merana di dunia ini? Kenapa gw gak bersyukur hanya merasakan stress sebegini doang? Gw bukannya orang yang mau ngambil aer aja musti naek turun gunung kan? Kehidupan gw bahagia. Gw punya banyak hal yang orang lain gak punya. Gw punya ortu, punya Maza, sahabat, kerjaan, bahkan, gw punya kalian semua. Temen net gw. Dan masih banyak lagi. Bahkan gw punya henpon baru *apa coba?*. So, kurang apalagi? Gak mungkin kan kehidupan kita akan bener-bener "sempurna". Dengan segala warnanya, justru malah menjadi lebih indah :|
Oke, mungkin ini ujian kehidupan yang musti gw lalui dengan kondisi "aware". Dan gw gak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang seharusnya gw syukuri. Yup, ternyata, gw masih belum berpikir "dewasa". Gw masih pengen seenaknya sendiri aja. Gw masih egois memandang hidup. Masak ya gw gitu-gitu amat? Yah, gw pengen ilang padahal. Kalau gak boleh bilang pengen mati. Gw lagi lebai tingkat dewa. Oke-oke, itu hanya sisi setan gw yang lagi ngemeng. Mari kita dengarkan sisi malaikat gw yang ngemeng. Walau kadang, malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan *halah*.
Allah, memberi kita ujian dan nikmat kan? Kadang ujian berupa nikmat, kadang nikmat berupa ujian. Nah, pada saat kita dihadapkan pada ujian, sesulit apapun, sebagai orang yang beriman, harusnya kita percaya bahwa itu adalah bukti kasih sayang dan kecintaan Allah pada kita. Pada saat kita ridho dengan segala ketentuan (takdir) yang Allah berikan, maka, sesulit apapun ujian itu, maka akan terasa nikmat. Dan, mungkin, di sanalah letak nikmatnya iman.
Setelah googling dalam rangka menenangkan diri, mari kita sama-sama baca cuplikan ayat-ayat berikut: (dalam rangka menghibur diri mamen)
"Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan kami beriman? sedang mereka tidak di uji lagi?" (QS. Al Ankaabut: 2-3)
"Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu." (HR. Athabrani). *sangat merasa kurang amal* *sigh*
Saad bin Abi Waqqash berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah saw, Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya? Nabi saw menjawab, Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seseorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Al Bukhari)
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Attirmidzi).
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. (QS. 3 : 139).
Nah, terus masih mau protes di sebelah mananya coba? Wehehe. Terjawab semua sudah. Speechless dah :D :D
Credit, buat entah siapa itu yang cuplikan ayatnya gw kopas. *wink* Semoga dapet pahala. Aamiin. Kata dia sih boleh dikopas, tapi mencantumkan linknya. Wahahaha. Klik disini aja dah. Jangan kaget kalau site-nya gak nyambung ama postingan gw. =)) =))
Minggu, 14 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar